Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau pemyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disevut Demam Malta. Bruce (1887) telah berhasil mengisolasi jasad renik penyebab dan ditemukan Micrococcus melitensis yang selanjutnya disebut pula Brucella melitensis.
- Penyebab : Kuman Brucella abortus
- Masa inkubasi: Tidak tentu, dapat berminggu-minggu sampai berbulan-bulan (23 hari - 230 hari)
- Penularan : Kuman penyakit ini dapat masuk kedalam badan bersama-sama makanan dan minuman. Kadang-kadang dapat juga terjadi penularan melalui sapi pemacek pada waktu perkawinan.
- Gejala spesifik :Adanya radang dari alat kelamin, terjadinya keguguran dan
kemungkinan terjadinya sterilitas. - Gejala umum :
- Keguguran biasanya terjadi pada pertengahan masa bunting
- Terjadi Mastitis
- Pembengkakan pada siku dan lutut kaki
- Penurunan produksi susu
- Bila terjadi keguguran maka pedet yang dilahirkan sangat lemah
- Sering terjadi retensio secundinarium, yaitu keluarnya plasenta setelah melahirkan tapi hanya sebagian saja; hal inilah yang mengakibatkan sterilitas.
- pengeluaran cairan bernanah dari vagina
- Pencegahan dan pengobatan :
- Tindakan higienis : Memisahkan sapi yang sakit dari sapi yang sehat, Bila diduga adanya Brucellosis, cegah kontak langsung melalui alat makanan, minuman dan padang rumput atau hewan-hewan sehat dari hewan tersangka sakit, Foetus harus ditanam atau dibakar, Pemeriksaan terhadap hewan yang baru datang atau baru dibeli, Adakan pemeriksaan kesehatan ternak secara teratur, Air susu sapi yang menderita penyakit ini tidak boleh diminum manusia, setelah dimasak dapat diberikan kepada pedet.
- Vaksinasi : Vaksinasi menggunakan vaksin “Strain 19” (Strain Buch) terutama pada sapi muda umur 4 – 6 bulan. Untuk sapi kurang dari 4 bulan belum boleh divaksin
- Pengobatan : Belum diketahui suatu cara pengobatan yang efektif terhadap penyakit ini.
sumber .; Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
0 komentar:
Posting Komentar